Aksiologi

Table of Contents

    Dalam buku Filsafat Ilmu yang diterbitkan Ideas Publishing menyebutkan Aksiologi adalah tataran dalam filsafat ilmu pengetahuan, seperti mempertanyakan apakah kegunaan ilmu pengetahuan itu untuk apa? untuk apa ilmu pengetahuan dimiliki oleh manusia? itu adalah beberapa pertanyaan yang menjadi muara awal pada suatu hal, yaitu kegunaan ilmu pengetahuan. Pertanyaan ini kemudian digunakan dalam pengembangan keilmuan untuk menulis karya tulis ilmiah akhir mahasiswa, baik pada penulisan skripsi (S1), Tesis (S2), dan Disertasi (S3) menjadi satu bagian penting dalam memberikan judul kegunaan penelitian atau The Singnifance of Research.

    


    Secara bahasa aksiologi berasal dari bahasa Yunani kuno axios yang bermakna nilai, dan logos yang memiliki makna ilmu. sehingga secara bahasa aksiologi berarti ilmu tentang nilai. sedangkan secara epistimologi adalah ilmu tentang kegunaan ilmu pengetahuan dari sudut pandang filsafat ilmu. Nilai dalam hal ini berupa tujuan dari ilmu pengetahuan, untuk apa suatu perkembangan?, apa tujuam? pertanyaan-pertanyaan ini menuju pada satu makna, yaitu nilai kegunaan ilmu pengetahuan.

    Pada teori Islam kelasik, terdapat dua pendekatan etis yang penting dalam menentukan apa yang baik dan buruk, yaitu pendekatan theistic-subjectivism dan rationalistic-objectivism. pendekatan theistic-subjectivism menekankan bahwa baik dan buruk sepenuhnya adalah hak progresif Tuhan. sedangkan pendekatan rationalistic-objectivism lebih menekankan peran akal dalam menentukan baik dan buruknya suatu hal.

    Perseptif Islam, memandang manfaat atau dimensi aksiologi, ilmu dibagi menjadi dua kategori utama:

  1. Ilmu yang diterapkan dan memberikan manfaat langsung dalam kehidupan manusia didunia. jenis ilmu ini mencakup pengetahuan yang secara jelas dirasakan diperlukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, seperti ilmu sains, politik, ekonimi, sosial, budaya, dan psikologi;
  2. Ilmu yang memberikan manfaat secara tidak langsung untuk kehidupan manusia di dunia, tetapi lebih berfokus pada kehidupan akhirat. Jenis ilmu ini cenderung bersifat non-materil dan dampaknya tidak dirasakan secara langsung oleh manusia dalam kehidupan dunia atau selama hidupnya, Ilmu ini lebih berkaitan dengan aspek agama dan keimanan individu.
   Dengan pemahaman ini, Islam mengakui pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian dalam berbagai bidang, termasuk yang berorientasi pada kehidupan dunia dan yang lebih bersifat spiritual untuk persiapan kehidupan akhirat.

   Al-Qur'an sendiri juga membahas nilai moral dan etika (aksiologi) yang harus kita pegang sebagai seorang muslim salah satu ayat yang relevan adalah Q.S Al-Hujarat/49:11 yang artinya sebagai berikut:

Dan janganlah sekumpulan orang mengolok-olok sekumpulan yang lain; jangan (pula) sekumpulan perempuan (mengolok-olok) perempuan lain. Mungkin yang demikian itu lebih baik dari mereka; dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk. seburuk-buruk panggilan adalah pangilan yang buruk sesudah iman. dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itu orang-orang yang zalim Q.S Al Hujarat:11

    Ayat ini menggaris bawahi pentingnya menjaga nilai moral dalam interaksi antar manusai. Ia menekankan agar umat Islam tidak saling menghina atau merendakahkan satu sama laintermasuk perempuan, dan menegaskan bahwa mencela diri sendiri atau memberikan julukan yang buruk adalah perbuatan yang tidak baik. Ayat ini mengajarkan pentingnya saling menghormati martabat dan integritas setiap individu, dan penilaian seharusnya didasarkan pada perbuatan dan iman, bukan pada penampilan atau julukan yang buruk. 

Posting Komentar