Fase Perkembangan Anak Pada Pandangan Islam

Table of Contents

    Sebelum kita mengetaui Fase Perkembangan anak pada perspektif Islam. Mari kita mengenal terlebih dahulu fase perkembangan anak dalam psikologi perkembangan. Dalam psikologi Perkembangan, fase perkembangan anak dibagi dalam tiga hal menurut Laster D.Crow dalam bukunya yang berjudul HUMAN DEVELOPMENT AND LEARNING. yaitu chilbood, maturity, dan adultbood. Pada fase childbood adalah fase yang dimulai saat anak masih dalam kandungan sampai anak sekolah. sedangkan fase Maturity adalah fase saat seorang memasuki kematangan sebelum dia memasuki masa dewasa, dan fase Adultbood adalah fase seseorang yang mencapai masa dewasa. Masa kedewasaan ini berawal dari masa pasca Maturity, masa dewasa pertengahan, dan masa dewasa akhir ketika usia menginjak lanjut usia.

  


    Pada sudut pandang Islam sendiri fase perkembangan anak mau secara implisit atau eksplisit menekankan pemahaman tentang masa-masa perkembangan anak fisik maupun psikis. Satu sisi Islam mengakui ke-fitrahan seorang anak yang akan membawa potensinya kearah yang lebih baik. akan tetapi di satu sisi lainya Islam menuntut orang tua dalam mengawal seorang anak menjadi manusia yang mengerti tugasnya manusia dimuka bumi yaitu sebagai Hamba Allah dan Khalifah. oleh karena itu orang tua, lembaga pendidikan, lingkungan tumbuh anak sangat perlu untuk memahami proses pembinaan anak dalam semua rentan usianya lebih-lebih pada usia dini.

    Hal penting yang harus dipahami dalam proses pembinaan perkemabangan anak ini adalah menerapkan proses pembinaan anak sesuai dengan fase perkembangan anak agar proses bimbingan lebih efektif. hal ini sejalan dengan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang berbunyi:


حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ قَزَعَةَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنْتُ أَسْقِي أَبَا طَلْحَةَ الْأَنْصَارِيَّ وَأَبَا عُبَيْدَةَ بْنَ الْجَرَّاحِ وَأُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ شَرَابًا مِنْ فَضِيخٍ وَهُوَ تَمْرٌ فَجَاءَهُمْ آتٍ فَقَالَ إِنَّ الْخَمْرَ قَدْ حُرِّمَتْ فَقَالَ أَبُو طَلْحَةَ يَا أَنَسُ قُمْ إِلَى هَذِهِ الْجِرَارِ فَاكْسِرْهَا قَالَ أَنَسٌ فَقُمْتُ إِلَى مِهْرَاسٍ لَنَا فَضَرَبْتُهَا بِأَسْفَلِهِ حَتَّى انْكَسَرَتْ


Artinya: Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Qaza'ah] telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Pernah aku memberi minum Abu Thalhah Al Anshari, Abu Ubaidah bin Al Jarrah dan Ubbay bin Ka'b berupa minuman dari fadhih atau kurma. Lantas ada seorang utusan mendatangi mereka dan berkata, 'Hai..sungguh, khamer telah diharamkan! Secara spontan Abu Thalhah berkata, 'Wahai Anas, bangkit dan pecahkanlah kendi-kendi minuman itu! ' Anas berkata, "Maka aku pun ke arah gentong-gentong kami dan kubanting bagian bawahnya hingga remuk." (HR. Bukhori no.6712)

    Dari hadits di atas tergambar sebuah pesan bahwa dalam proses pembimbingan diperlukan pemahaman yang baik tentang siapa yang menjadi objek komunikasi dan tingkat pemahaman yang dimilikinya, sehingga efektitas komunikasi dapat dicapai dengan baik.

    Abu Zahrah seorang ahli fiqih membagi fase perkembangan anak menjadi empat fase, diantaranya:

  1. Ash-shoby atau At-Tifl (anak kecil)
  2. Mumayyiz (mampu membedakan sesuatu)
  3. Murahiq (menjelang usia baligh)
  4. baligh (sudah jatuh beban hukum, bagi anak laki-laki ditandai dengan bermimpi basah atau ihtilam sekitar usia 14 Tahun, dan darah haid bagi anak perempuan sekitar usia 11 Tahun)
    Dalam Al-Qur'an sendiri memiliki beberapa istilah dalam penyebutan anak dan fungsi yang berbeda beda. Beberapa istilah tersebut antara lain: al Walad, al Ibn, at Thifl, as Sabi, dan al Ghulam. secara termonologi anak dalam Islam adalah orang yang lahir dari rahim ibu, baik itu anak laki-laki atau perempuan. Dalam konsepsi Islam, seorang anak dikatakan dewasa mulai pada umur 15 Tahun.

Posting Komentar