PENGERTIAN FI'IL
Sebelum kita lebih jauh membahas mengenai
kelassifikasi fi’il (Kata kerja) dan pembagiannya, maka di sini perlu
kita ringkas terlebih dahulu mengenai definisinya. Secara bahasa, fi’il adalah
setiap kata yang mengandungi masa atau kala tertentu. Dilihat dari sudut masa
atau polanya, fi’il di bagi menjadi fi’il madhi, fi’il mudhari’, dab
fi’il amar. Jika dibahas dalam qawaid nahwu, fi’il memiliki dua
macam mabniy dan mu’rab.[1]
Fi’il
mabni
adalah setiap fi’il yang tidak merubah bentuk akhir walaupun posisinya
dalam kalimat berubah. Maka fi’il كَتَبَ fi’il madhi tidak berbah bentuk akhirnya dimanapun letaknya dalam
kalimat. Apabila kita mengucapkan:
كَتَبَ زيد رسالة “si zaid telah menulis surat” atau ما كَتَبَ زيد رسالة
“si
zaid tidak menulis surat”, maka harakat akhirnya adalah fathah.[2] fi’il mu’rab
adalah fi’il yang akhiranya berubah bentuk dengan berubahnya posisi
dalam kalimat.
Oleh karena itu, fi’il madhi dan fi’il
amar selalu di-bina. Sementara itu, fi’il mudhari' pada
dasarnya mu’rab, kecuali fi’il mudhari' yang bersambung dengan nun
niswah atau taukid.
Tanda kalimat fi’il adalah bisa
dimasuki:
a.
قد
Kalimat قد dapat masuk pada dua kondisi fi’il,
yaitu: fi’il madhi dan fi’il mudhari’. Kalimat قد pada fi’il madhi
memiliki dua fungsi yaitu untuk menguatkan arti dari fi’il madhi yang
dimasuki dan menunjukan masa terjadi yang sudah dekat. Sedangkan قد pada fi’il mudhore’
hanya memiliki satu fungsi, yaitu untuk menunjukan arti jarang atau terkadang
dalam bahasa Arab.
b.
سوف تسويف
Saufa
taswif adalah
saufa (سوف) yang menunjukan arti kata “akan”, namun
masa terjadinya jauh. Saufa taswif hanya masuk pada fi’il mudhari’.
Contoh:
pada kalimat سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ memiliki arti “kelak
kalian semua akan mengetahui”
c.
تاءالتأنيث الساكنة
Ta’ ta’nits sakinah adalah ta’ yang menunjukan perempuan dan
disukun. Ta’ ta’nis sakinah hanya masuk pada fi’il madhi.
[1] DR.H.Agustiar, M.Ag, Kaidah-Kaidah Dasar Memahami Teks
Arab, vol. 1, Cetakan Pertama (Asa Riau, 2016), 191.
[2] Fuad Nu’mah, “Terjemah kitab Mulakhos Qowaid al-Lughah
al-Arabiyah karya Fuad Ni’Mah,” n.d., 254.
[3] Dr.H.Abdul Haris, M.Ag, Teori Dasar Nahwu & Sharf,
vol. Pertama (Al-Bidayah, n.d.), 34–35.