Stoikisme dalam Menjaga Mental Health
Akhir-akhir ini mungkin kamu sering mendengar istilah stoikism atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Stoikisme. Hal ini merupakan salah satu pengembangan dari faham filsafat yang diusung oleh Zeno dari Citium, Chrysippus dari Soli, serta Cleanthes dari Assos yang baik dalam mebentuk mental santai di era digital sekarang. Lalu apa itu Stoicism? yuk kita bahas bersama-sama disini!
Pengertian Stoikisme
Secara terminologi Stoik merupakan bahasa Yinani yaitu stoikos yang memiliki makna serambi atau beranda. Hal ini disandarkan pada Stoa Poikile, atau "beranda berlukis. Dalam isitlah awam stoikisme kadang disebut sebagai "menderita dalam kesunyian".
Stoikisme populer bukan tanpa sebab. Hal ini dianggap memberikan ketenangan bagi para penganut ditenggah cobaan hidup bagi para penganutnya ditenggah cobaan hidup yang cukup berat. Paham ini membuat anda tak hanya berfokus pada penderitaan semata namun juga berfokus pada bagaimana mensyukuri apapun yang kita terima pada penderitaan tersebut.
Mereka yang menganut paham ini disebut Stoic. untuk menjadi seorang Stoic, anda perlu memisahkan mana saja hal yang bisa dikontrol dan tidak. kemudian, pastikan bahwa hal-hal yang berada diluarkendali tak perlu dipusingkan cukup diterima tanpa perlu berlebihan, sehingga kamu bisa lebih fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali kita.
Poin pada ajaran Stoikisme
1. Fokus pada hal yang mampu kamu kendalikan
Bila kamu sudah bisa fokus pada apa yang bisa kamu kendalikan dalam hidup. Melakukan upaya ini tentunya tidak mudah sebab kamu harus bisa membedakan atau memisahkan masalah mana yang bisa kamu kendalikand an tidak bisa kamu kendalikan, namun jika berhasil kamu akan mudah melakukan uapaya menjaga mental health, sebab anda tak perlu sering stres ketika mengahapi banyak kejadian yang diluar ekpetasi kamu.
2. Mengharap yang terbaik, dan Mengantisipasi hal terburuk
Pasti kamu sudah sering mendengar istilah "sedia payung sebelum hujan". Nah, Prinsip stoikisme ini mengajarkan kita untuk hidup lebih menerima setiap kejadian yang ada dalam hidup kita. Seorang stoic biasanya akan mengharapkan hasil yang terbaik dengan tetap mengatisipasi atau menyiapkan solusi dari kemungkinan terburuk dari suatu rencana. Dengan begini, kamu bisa menerapkan ekspetasi agar selalu berada di tenggah, tidak perlu ke atas dan tidak perlu kebawah.
3. Memento Mori
Memento mori merupakan bahasa Yunani yang memiliki makna mengingat kematian. ini juga menjadi salah satu ajaran stikisme yang membantu seorang stoic untuk memikirkan, mencerna, dan melalukan hal-hal baik. dengan mengingat kematian hendaknya kamu bisa menjadikan diri kamu menjadi versi yang lebih baik tiap harinya.
4. Hargai semua hal yang ada disekitar mu
memberikan apresiasi kepada setiap hal positif akan memberikank kesadaran yang baik. Ini juga bisa menumbuhkan kecintaan akan takdir yang anda jalani. Selain itu, mencintai hal-hal di sekitar juga membuat hidup anda terasa lebih positif. Yang pada akhirnya, anda mampu memahami segala sesuatu dari berbagai sudut pandang sehingga tidak menyalahkan dan mempermasalahkan pada satu hal saja. namun bisa memberikan penilaian secara objektif dalam setiap kejadian yang kamu alami dalam hidup.
Hidup ala Stoikisme dalam kehidupan sehari-hari
Berikut prinsip-prinsip yang kamu bisa terapkan dalam kehidupan sehari-hari kamu ala Stoikisme:
1. Menerima hal yang tak mampu kamu ubah
2. Mempersiapkan diri dengan matang (menjadikan hidup mu lebih baik dari hari-kehari)
3. Buat rutinitas menulis jurnal
4. Pahami dan kontrol emosi yang kamu miliki
Posting Komentar