Alihkan Emosi Negatif mu menjadi Positif

Table of Contents

Opini- Siapasih di sini yang gak pernah mara? jelas setiap orang pasti pernah mengalami emosi amarah yang meluap-luap. Kita kadang terlalu fokus dengan apa yang kita rasakan dan yang kita tau sehingga kita menganggap lingkungan sekitar kita tidak adil atau bahkan sampai mengangap hidup ini sudah tidak adil lagi.



Perasaan itu wajar hadir dalam hidup kita sebab, kita terlalu fokus dengan diri kita mengunakan sudut pandang yang kita miliki tanpa mencoba membuka cakrawala atau memperluas sudut pandang kita untuk mencerna apa yang terjadi pada diri kita atau bahkan mencoba untuk menerima apa yang kita alami. 

Sekarang apakah kita pernah merasa kecewa sehingga kita merasa sanggat terpuruk? mungkin sebagian dari kita sudah pernah mengalami bahkan baru saja mengalami itu semua. Mari kita bahas perlahan mengapa kita harus melalui fase itu dan bagai mana kita melalui fase itu.

Pertama, alasan besar mengapa kita bisa berada pada fase kecewa bisa jadi karna kita yang memiliki ekpetasi yang terlalu besar dan tinggi tanpa memandang realitas dalam diri kita. Namun bisa juga karna kita yang sedang di uji untuk naik pada tingkat selanjutnya, sebab kita hidup di dunia ini akan terus di uji dan ujian itu akan berakhir ketika kita sudah tidak mampu lagi.


لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir

Nah pernyataan yang saya sampaikan tadi itu berdasarkan firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 286 yang  ini bahasanya adalah "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupnnya". Sehingga apa yang kita alami dan jalani ini merupakan ketentuan yang selayaknya kita emban dan kita pertanggung jawabkan kemudian hari. 

Kedua, bagai mana cara kita untuk menghadapi atau melalui ujian ujian kekecewaan atau bahkan ketidak mampuan kita, yaitu dengan cara memperluas sudut pandang kita dalam menerima takdir yang kita terima, sebab yang membuat kita sulit menerima terkadang kita hanya mendengarkan ego kita tanpa mendengarkan hati nurani kita bahkan badan kita.

Apabila kita selalu memenuhi kebutuhan Ego kita tanpa menyeimbangkan kebutuhan lainnya maka kita hanya akan semakin tengelam dalam emosi yang sulit untuk dikendalikan lagi, kita akan memasuki tahap membenci lalu kita akan menyalahkan diri kita, lingkungan kita, bahkan nauzubilah Tuhan kita. Semoga kita tidak menjadi golongan orang-orang yang kufur atas nikmat yang Tuhan telah berikan kepada kita.

Memperluas sudut pandang juga bisa mempermudah kita dalam menerima dan menjadikan kita menjadi manusia yang lebih teduh dan bijak dalam menghadapi situasi dalam hidup kita. Sehingga bukan tidak mungkin kita akan bisa menerima dan ikhlas atas apa yang kita alami dan kita tidak perlu menyalah-nyalahkan keadaan.

Goal dari semua ini adalah kesehatan mental kita, jadi jangan mau kita di Judge sebagai generasi yang bermental tempe, atau generasi dengan issu mental yang tak ada habisnya.

Posting Komentar