Anak muda sering tak sadari gejala sakit mental? Kenali indikasinya & temukan langkah konkret mencari bantuan serta mengatasi masalah kesehatan mental Anda. Baca yuk!
Hallo sahabat MinGu, lama tak menulis ya mimin, hehehe. Kali ini MinGu bakal membahas hal yang ramai sekali dibahas di kalangan anak muda, yaitu terkait sakit mental. Menurut dokter sekaligus pebisnis muda, Dokter Tirta, menyebutkan bahwa banyak anak muda zaman sekarang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami sakit mental.
Hal ini ditunjukkan dengan hilangnya minat seseorang pada hal yang dulu ia sukai. Lalu ada juga indikasi lainnya yaitu susah tidur atau tidur melulu namun badan tetap merasa lelah. Ada juga *overthinking* sampai badan ikut merasa sakit, emosi yang tidak stabil, dan yang terakhir, dia menutup diri dari orang lain.
Mengapa Kita Sering Tidak Menyadari Bahwa Ini adalah Penyakit Mental?
Salah satu alasan utamanya adalah stigma yang masih melekat di masyarakat kita. Banyak anak muda yang takut dicap "lemah, banyak drama" bahkan "gila" jika mengaku tidak sedang baik-baik saja secara mental. Pada akhirnya, mereka memilih untuk menyimpan masalahnya sendiri dan berharap semua masalah tersebut akan hilang seiring berjalannya waktu, padahal dengan membiarkannya akan membuat kondisi mental tersebut makin parah.
Kurangnya edukasi terkait kesehatan mental juga berperan besar. Gejala-gejala seperti kesulitan untuk tidur, *overthinking* berlebih, bahkan kehilangan minat pada hal yang dulunya ia sukai, sering dianggap *mood swing* biasa atau malas semata. Padahal, semua itu bisa jadi adalah alarm dari dalam tubuh kita bahwa otak kita sedang kewalahan.
Salah satu penyebab dari rasa lelah yang tubuh dan otak kita alami adalah adanya tekanan dari lingkungan sosial kita, terutama media sosial. Kita sering melihat kesempurnaan hidup orang lain sehingga kita merasa tidak normal dalam hidup. Akibatnya, kita mulai minder dan menutup diri dari lingkungan sosial kita.
Jadi, penting bagi kita pahami bersama bahwa sakit mental itu bukan tanda kelemahan atau kekurangan diri. Sama halnya dengan sakit flu atau demam, sakit mental adalah kondisi kesehatan yang biasa dialami oleh siapapun dan perlu adanya penanganan. Dengan mengabaikan penanganan ini justru dapat berdampak serius dalam kualitas hidup kita, baik dalam hubungan sosial maupun performa akademik dan kerja.
Bagaimana Cara Mengobati atau Mengatasi Sakit Mental?
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menyadari dan mengakui bahwa kamu sedang tidak beres atau ada sesuatu yang salah dalam diri kamu. Ini adalah keberanian besar yang bisa seseorang ambil. Setelah itu:
- Berani Bicara. Jangan kamu simpan sendiri masalah yang kamu sedang hadapi. Ceritakan pada orang yang bisa kamu percaya, baik itu orang tua, sahabat, atau mungkin guru favorit kamu. Bila kamu tidak memiliki siapapun untuk kamu percaya, ceritakan semua pada Tuhan kamu. Hal terpenting dari berbagi cerita ini adalah orang yang kamu bagi cerita tidak menghakimi cerita yang kamu bagikan. Terkadang dengan sekadar bercerita saja kamu bisa merasa lega.
- Cari Bantuan Profesional. Ini adalah kata kunci utama. Jika sudah merasa gejala-gejala dari sakit mental ada dalam diri kamu, maka jangan ragu untuk mencari bantuan dari orang yang ahli, baik itu psikolog atau psikiater. Mereka adalah ahli yang bisa mendiagnosis kondisi yang sedang kamu alami dengan tepat dan memberikan penanganan yang sesuai, baik itu dengan terapi komunikasi (konseling) atau pemberian obat (jika diperlukan), atau dengan kombinasi dua tindakan tersebut. Mencari bantuan dari profesional bukan sebuah aib, sebab itu adalah bukti kepedulian kita pada diri kita sendiri.
- Terapkan Gaya Hidup Sehat. Meskipun tindakan ini bukan suatu hal yang berdampak besar, gaya hidup sehat sangat mendukung pemulihan mental. Pastikan tidur kamu cukup, dan makan makanan yang bergizi. Jangan lupa sertai dengan berolahraga. Dengan berolahraga kita melepaskan endorfin yang bisa meningkatkan *mood*.
- Batasi Paparan Negatif. Maksudnya di sini adalah jika kamu memiliki lingkungan sosial yang kurang sehat dan paparan media sosial menjadikan kamu *overthinking*, maka kamu harus membatasi itu semua. Carilah lingkungan yang dapat membangun situasi positif.
- Melakukan Hal yang Disukai. Meskipun kamu sudah kehilangan minat dengan apa yang kamu suka, coba paksakan diri untuk memulai sedikit demi sedikit hal yang dulu pernah kamu sukai. Terkadang memulai langkah kecil bisa memicu kembalinya minat tersebut.
Perlu kita sadari bahwa perjalanan kesehatan mental itu sangat unik. Mungkin ada pasang surut, namun dengan kesadaran, dukungan, dan penanganan yang tepat, setiap dari kita pasti bisa kembali menemukan titik terang dan menjalani hidup yang lebih sehat secara mental. Jangan pernah merasa sendiri, karena ada banyak yang peduli dan siap membantu kita saat berada dalam kesulitan.
Posting Komentar